• Uncategorized
  • 0

Birrul Walidain

 

Al Birr iaitu kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah SAW. : “Al Birr adalah baiknya akhlaq“. (HR. Muslim)

Birrul Walidain بِرِّ الْوَالِدَيْنِ merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak kepada  kedua orang tuanya, kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia meskipun mereka tidak beriman. Manakala wajibatul walid (kewajipan orang tua) adalah untuk mempersiapkan anak-anaknya agar dapat berbakti kepadanya seperti sabda Nabi SAW.,  “Allah merahmati orang tua yang menolong anaknya untuk boleh berbakti kepadanya”.

Sedangkan ‘Uquud Walidain عُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ bermaksud durhaka terhadap mereka dan tidak berbuat baik kepadanya.

Berkata Imam Al Qurtubi – mudah-mudahan Allah merahmatinya -: “Termasuk ‘Uquuq (durhaka) kepada orang tua adalah menyelisihi/ menentang keinginan-keinginan mereka dari (perkara-perkara) yang mubah, sebagaimana Al Birr (berbakti) kepada keduanya adalah memenuhi apa yang menjadi keinginan mereka. Oleh karena itu, apabila salah satu atau keduanya memerintahkan sesuatu, wajib engkau mentaatinya selama hal itu bukan perkara maksiat, walaupun apa yang mereka perintahkan bukan perkara wajib tapi mubah pada asalnya, demikian pula apabila apa yang mereka perintahkan adalah perkara yang mandub (disukai/ disunnahkan).”[i]

Hukum Birrul Walidain

Para Ulama’ Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada kedua orang tua hukumnya adalah wajib selain terhadap perkara yang haram.

Syari’at Islam meletakkan kewajipan birrul walidain menempati ranking ke-dua setelah beribadah kepada Allah SWT. dengan mengesakan-Nya. Dalil-dalil Shahih dan Sharih (jelas) banyak sekali, diantaranya terdapat tiga ayat yang menunjukkan kewajipan yag khusus untuk berbuat baik kepada kedua orang tua:

وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬ا‌ۖ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنً۬ا

Dan hendaklah kamu beribadat kepada Allah dan janganlah kamu sekutukan Dia dengan sesuatu apa jua dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua ibu bapa“. (QS. An Nisa’ : 36).

Keutamaan Birrul Walidain di dalam Islam

Selain birrul walidain merupakan kewajiban bagi setiap Muslim atau Muslimah, birrul walidain mempunyai banyak keutamaan di dalam Islam. Kalau kita gali dan telaah banyak keterangan baik itu dalam Al Quran maupun hadist yang disampaikan oleh Rasululloh Sholallohu’alaihi wa salla kepada kita tentang keutamaan birrul walidain di dalam Islam. Di antara keutamaan tersebut adalah:

1. Birul walidain menjadi salah satu sebab panjangnya umur dan melimpahnya rezeky

Dalam sebuah hadist, Rasululloh Sholallohu’alaihi wa Sallam pernah menjelaskan tentang masalah ini yang artinya:

Dari Anas bin Malik dia berkata, Rosululloh bersabda. Barangsiapa yang menginginkan untuk dipanjangkan umur baginya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah berbakti pada kedua orang tuanya serta menyambung silaturahmi.” (HR. Ahmad)

2.Birrul walidain merupakan salah satu wasilah/perantara untuk menghilangkan bencana dan kesempitan yang melanda.

Semua orang tentu pernah merasakan yang namanya bencana dan kesempitan hidup, kesusahan serta masalah yang datang silih berganti tida henti menghapiri. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori dan imam Muslim dari Abdulloh Ibnu Umar yang menceritakan tentang kisah 3 orang yang terjebak di dalam gua. Di antara 3 orang tersebut ada satu orang yang bertawassul dengan birrul walidainnya kepada orang tuanya.

Seorang dari mereka berkata yang artinya: “Ya Alloh , aku memiliki orang tua yang telah renta serta lanjut usianya dan aku tidak pernah memberi minum kepada siapapun sebelum keduanya, baik kepada keluarga ataupun hamba sahaya. Kemudian pada suatu hari amat jauhlah aku mencari kayu – yang dimaksud adalah daun-daunan untuk makanan ternak. Aku belum lagi pulang pada kedua orang tua itu sampai mereka tertidur. Selanjutnya akupun terus memerah minuman untuk keduanya dan ketika keduanya aku temui ternyata telah tertidur telah tidur. Aku enggan untuk membangunkan mereka ataupun memberikan minuman kepada seseorang sebelum keduanya, baik pada keluarga atau hamba sahaya. Seterusnya aku tetap dalam keadaan menunggu mereka bangun dari tidurnya dan gelas itu tetap pula di tanganku, sehingga fajarpun menyingsing, Anak-anak kecil pun sama mereka menangis karena kelaparan sedang mereka berada di dekat kedua kakiku. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka minum minumannya. Ya Alloh , jikalau aku mengerjakan yang sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan keridhoan-Mu, maka lapangkanlah kesukaran yang sedang kita hadapi dari batu besar yang menutupi ini.” Batu besar itu tiba-tiba membuka sedikit, tetapi mereka belum lagi dapat keluar dari gua.

Dari penggalan hadits tersebut jelas bahwa birrul walidain bisa menjadi sarana bertawassul kepada Alloh Subhanahuwata’ala untuk menghilangkan segala bencana yang melanda kita.

3.Birrul walidain salalah satu sebat mustajabnya doa.

Dari Umar bin Khoththob berkata, Aku mendengar Rosululloh sholallhu’alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya;
Akan datang kepada kalian Uwais bin ‘Amir bersama gerombolan musafir dari negeri Yaman yang berasal dari daerah Murod kemudian berdiam di daerah Qorn. Dia diuji oleh Alloh dengan penyakit kusta disekujur tubuhnya kemudian sembuh kecuali tinggal bercakan sebesar dirham di tubuhnya. Dia mempunyai ibu dan sangat berbakti kepadanya. Seandainya dia bersumpah dalam doanya tentu Alloh Ta’ala akan mengabulkannya. Jika kalian mampu agar dia memohonkan ampun kepada Alloh untuk kalian, maka lakukanlah.” (HR. Muslim)

4.Birrul walidain merupakan salah satu sarana untuk menghapus dosa.

Siapa didunia ini yang tidak memiliki dosa, entah itu dosa kecil atau pun dosa besar yang mengundang kemurkaan Alloh Ta’ala baik didunia maupun diakhirat nanti. Birrul walidain merupakan salah satu sarana yang dapat kita lakukan sebagai penghapus dosa-dosa yang kita miliki. Hal ini sebagaimana hadits Nabi Sholallohu’alaihi wa sallam .
Dari Umar bahwasanya seorang laki-laki datang kepada Nabi dan berkata: “Wahai Rosululloh sesungguhnya aku telah terjatuh kepada suatu perbuatan dosa besar. Apakah masih ada taubat bagi saya?. Nabi bersabda, Apakah engkau masih mempunyai Ibu? Diapun menjawab, ‘Tidak.’ Apakah engkau masih memiliki bibi dari pihak ibu?. Diapun menjawab,’Ya’. Nabi bersabda; Maka berbuat baiklah kepadanya.” (HR. at-Tirmidzi)

Tentang kedudukan bibi dari pihak ibu Nabi Sholallohu’alaihi wa sallam pernah bersabda;
Bibi dari pihak ibu itu kedudukannya sama seperti seorang ibu (ketika ibu telah meninggal). (HR. at-Tirmidzi)

Dari hadits di atas jelas sekali bahwa berbakti kepada kedua orang tua terutama kapada seorang ibu bisa menghapuskan dosa-dosa seseorang sekalipun dosa yang dimilikinya adalah dosa yang besar tentunya dengan izin Alloh Subhanahuwata’ala.

5.Birrul walidain merupakan jalan menuju Jannah.

Tentu semua orang sangat menginginkan untuk menjadi salah satu penghuni Surga atau Jannah yang penuh dengan kenikmatan. Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan salah satu sarana untuk seseorang yang ingin memasuki jannah. Dalam hal ini, ada hadist yang disampaikan oleh imam Al Baihaqi yang artinya:

“Dari Aisyah dia berkata, Rosululloh bersabda: ‘Aku telah bermimpi berada di dalam surga, maka aku mendengar seorang pembaca yang melantunkan bacaan.’ Akupun bertanya siapakah dia? Maka malaikatpun menjawab dia adalah sahabat Haritsah bin an-Nu’man . Maka Rosululloh menjawab itulah berbakti. Itulah berbakti. Dia adalah sebaik-baik manusia yang berbakti kepada ibunya.’ (HR. al Baihaqi)

Di dalam riwayat yang lain disebutkan.

Dari Abu Hurairoh dia berkata, Rosululloh bersabda, “Sungguh celaka, sungguh celaka, Sungguh celaka.” Dikatakan oleh Para sahabat siapakah mereka wahai Rosululloh . Nabi menjawab, yaitu mereka yang mendapati salah satu atau kedua orang tuanya telah berusia lanjut akan tetapi tidak memasukkan kedalam jannah.” (HR. Muslim)

Source:

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *